Hari Pertanian Organik (HPO) ke-7 di Tapal Batas Dataran Tinggi Borneo
Dr. Yansen TP, M.Si., wakil Gubernur Kaltara dan Bupati Nunukan, Laura, memasuki area HPO ke-7 di lapangan terbang Long Layu. |
Krayan suatu wilayah dataran tinggi Borneo. Secara administratif dan geopolitik, terbagi dalam 5 kecamatan dan masuk wilayah Kabupaten Nunukan, provinsi Kalimantan Utara.
Belum banyak penelitian tentangnya. Baru beberapa saja. Antara lain sebagaimana digambarkan Wikipedia yang teks dan gambarnya ditulis Dr. Yansen TP, M.Si. dan Masri Sareb Putra.
Baca https://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban_manusia_di_Sungai_Krayan
Kemudian, terbit buku Lun Dayeh Idi Lun Bawang (2018) oleh Yansen TP dan Riky Ganang. Menyusul Jejak Peradaban Manusia Sungai Krayan (2022) yang diteliti dan ditulis oleh Yansen TP dan Masri Sareb Putra.
Selebihnya, Krayan dieksplor secara lepas-lepas berdasarkan tagline, atau topik tertentu. Misalnya, oleh Ulce Oktrivia ditulis berdasarkan tinggalan arkeologi yang diteliti dan dipublikasikan dalam rangka Irau Arkeologi 2018.
Ada pula kajian tentang Krayan yang dikenal subur lagi sejuk segar hawanya karena berada di ketinggian 900-1200 m di atas permukaan laut IDPL). Yaitu publikasi hasil penelitian doktoral Samuel Tipa Padan berjdul Modal Alam dalam Pembentukan Daerah Otonomi Baru (Lembaga Literasi Dayak, 2021).
Baca Keadaan Alam Dan Manusia Di Perbatasan Krayan Https://Www.Bordernews.Id/2023/04/Keadaan-Alam-Dan-Manusia-Di-Perbatasan.Html
Selbihnya, kita menemukan bercecer informasi, data, dan fakta tentang Krayan. Bisa ditemukan di media sosial seperti Tiktok, FB, Twitter, atau Youtube yang pasti tidak bisa menggambarkan Krayan secara detail dan tuntas. Sebab tidak mungkin untuk memindahkan realitas yang besar ke dalam media yang sangat kecil.
Demikianlah Krayan. Yang tetap akan menyisakan terra incognita. Suatu wilayah yang unik, sekaligus kaya. Yang tidak bisa dipindahkan ke dalam narasi, apa pun bentuk media penyampaian kontennya.
Seiring waktu, Krayan bagai seorang gadis yang semakin tumbuh berkembang. Keindahannya “dari dalam” mulai dikenal luas, antara lain melalui berbagai kegiatan yang dilakukan. Salah satunya yaitu perhelatan, sekaligus event yang diberi nama: Hari Pertanian Organik (HPO).
Asal mulanya HPO atas desakan masyarakat yang dideklarasikan oleh 5 Kepala Adat Besar pada 9 Maret 2016. Mewakili seluruh masyarakat Krayan, para Kepala Adat Besar bertekad untuk melestarikan suatu pertanian dengan sistem “organik” di Krayan. Suatu sistem pertanian yang memanfaatkan sumberdaya alam setempat untuk pupuk, pemeliharaan, tumbuh-kembang, panen, hingga pascapanen; utamanya dalam hal budidaya padi yang di Krayan dikenal dengan “pade adan” (padi adan).
Baca Potensi Modal Alam Wilayah Perbatasan Krayan Menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB) Https://Www.Bordernews.Id/2023/04/Adalah-Cristina-Eghenter-Seorang-Pegiat.Html
Tahun 2023 adalah HPO yang ke-7. Setelah sebelumnya, HPO diadakan secara daring karena pandemi Covid-19. Meskipun demikian, di tahun 2021 itu, peringatan HPO tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk tetap komit dan bersemangat melanjutkan praktik pertanan organik.
Pada malam puncak penutupan HPO ke-7, dibacakan Deklarasi. Bukan sekadar pernyataan sikap, melainkan memaparkan poin poin apa yang akan menjadi perhatian. Terutama menjadi agenda aksi. Menyambut, sekaligus bersiap, manakala nanti jalan lingkar Krayan, tembus dari Malinau, lancar dan tidak ada lagi hambatan di bidang transportasi.
HPO yang ke-7 yang berlangsung 22-25 Mei 2023 di Long Layu dibuka dan ditutup oleh Dr. Yansen TP, Msi. Seorang putra Krayan yang dikenal meninggalkan jejak digital di bidang pemikiran, karya, serta motivasi ini kehadirannya sangat dinantikan.
Tampil sebagai pemateri tunggal membawakan topik “Krayan Berkembang Ke Mana dan Menjadi Apa”, Yansen selain mencelikkan, juga memotivasi. Pria tinggi besar berkulit putih ini menyihir sekitar 600 hadirin yang memenuhi di gereja GKII Long Layu.
Baca Adan, Beras Sultan Dari Krayan Https://Www.Bordernews.Id/2023/02/Adan-Beras-Sultan-Dari-Krayan.Html
Menyempatkan diri karena menganggap penting dan menjadi bagian utuh dari tugasnya, Bupati Nunukan, Laura juga selama tiga hari berada di antara masyarakat selama HPO berlangsung.
Laura memberikan sambutan pada malam penutpan (24 Mei 2023). Laura menegaskan bahwa Krayan sungguh wilayah yang dianugerahkan Tuhan secara luar biasa. Bagai gadis cantik, semakin hari Krayan semakin “dilirik” sekaligus diperebutkan” banyak pihak. Namun, Krayan tetap harus bisa lestari mempertahankan jatidiri.
Ikon dan poster promosi HPO ke-7. Dilirik karena terjadi beberapa pengusaha melihat bumi Krayan yang virgin dapat menjadi kebun sawit dan tambang. Diperebutkan karena Krayan mengandung modal alam yang nirbatas. “Sistem pertanian organik menghasilkan padi adan yang harum serta budidayanya sampai ke mana-mana adalah ciri khas Krayan. Santapan sultan julukan padi adan dengan sistem pertanian kerbaunya, hendaknya dipertahankan. Inilah yang di berbagai forum dan kajian ilmiah disebut ‘competitive advantege’, keunggulan kompetitif, yang tidak dimiliki daerah lain,” papar Bupati Laura. Baca Krayan: Perbatasan Dataran Tinggi Borneo, Asam Di Gunung Garam Di Gunung Https://Www.Bordernews.Id/2023/04/Krayan-Perbatasan-Dataran-Tinggi-Borneo.Html Panitia mencatat jumlah warga yang datang ke HPO ke-7 sebanyak 1.800. Dalam kondisi jalan lingkar Krayan yang masih “sulit dan menantang” saja masyarakat tumpah ruah dan antusias. Apalagi nanti jika jalan sudah tembus dari Malinau, pasti akan semakin lebih dan lebih lagi. |